Buku ini menyajikan analisis mendalam mengenal konflik yang berkepanjangan di Thailand Selatan, khususnya di wilayah Pattani, Yala, Narathiwat, dan Songkhla yang mayoritas penduduknya adalah Muslim Melayu. Konflik ini berakar pada diskriminasi dan marginalisasi yang dialami komunitas lokal sejak aneksasi oleh Kerajaan Siam pada akhir abad ke-18, serta kebijakan asimilasi budaya dan agama yang diterapkan oleh pemerintah pusat, yang memicu gerakan separatis.
Buku ini mengkaji berbagai upaya untuk mengakhiri konflik, termasuk penggunaan kekuatan militer, negosiasi politik, dan diplomatik, namun solusi tersebut hanya berhasil menciptakan perdamaian sementara tanpa menyelesaikan akar permasalahan. Penulis mengusulkan otonomi khusus sebagai solusi potensial untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, dengan mencontoh kasus-kasus sukses di Aceh, Indonesia, dan Bangsamoro, Filipina Selatan.
Meskipun demikian, penerapan otonomi khusus di Thailand Selatan menghadapi tantangan signifikan, baik dari kelompok nasionalis yang khawatir akan persatuan nasional maupun dari masyarakat lokal yang skeptis terhadap rencana pemerintah pusat. Buku ini mengeksplorasi bagaimana tantangan tersebut dapat diatasi melalui pendekatan inklusif, keterlibatan semua pemangku kepentingan, dan dukungan kerangka hukum yang kuat.
Di bagian akhir, penulis membahas berbagai skenario masa depan bagi Thailand Selatan, mendorong pembaca untuk mempertimbangkan dampak kebijakan yang tersedia terhadap stabilitas dan perdamaian wilayah tersebut, serta menekankan pentingnya dukungan komunitas internasional dalam proses perdamaian. Buku ini menjadi referensi penting bagi akademisi, praktisi kebijakan, dan mereka yang tertarik pada studi perdamaian dan konflik di Asia Tenggara.
Penulis : Honest Dody Molasy
Editor : Elisabet Elfadani
Jumlah Halaman : xiv + 180 hlm
Ukuran : 15,5 cm x 23 cm
