Siswa korban keracunan MBG di SMPN 1 Cisarua KBB. (Foto: detikjabar)

Niat baik pemerintah untuk memberikan gizi seimbang bagi pelajar justru menimbulkan kepanikan. Pada 14 Oktober 2025, ratusan siswa di SMPN 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, mengalami gejala keracunan makanan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Insiden ini kembali membuka mata kita bahwa program yang baik sekalipun bisa berisiko bila pelaksanaannya tidak diawasi secara cermat.

Menurut laporan berbagai media nasional, gejala mulai muncul sekitar dua jam setelah siswa menyantap menu MBG — berupa pusing, mual, dan muntah.
Kepala SMPN 1 Cisarua, Agus Solihin, menyebut setidaknya 57 siswa sempat dilarikan ke puskesmas, sementara lainnya mendapat penanganan di ruang darurat sekolah.

“Kondisi mereka sekarang sudah membaik, tetapi kami menunggu hasil pemeriksaan makanan dari dinas kesehatan,” ujar Agus (14/10/2025).

Beberapa siswa mengaku mencium bau tak sedap pada lauk ayam yang disajikan. Dugaan sementara mengarah pada makanan yang terkontaminasi atau tidak disimpan dengan baik.
Seiring investigasi, kasus ini ternyata tidak hanya terjadi di satu sekolah. Hingga pertengahan Oktober, lebih dari 300 siswa di wilayah Cisarua dilaporkan mengalami gejala serupa dari berbagai jenjang mulai SD hingga SMK.

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat telah menutup dapur penyedia MBG sementara waktu untuk investigasi dan pemeriksaan laboratorium. Dinas kesehatan juga menurunkan tim untuk memeriksa sampel makanan dan air yang digunakan dalam proses masak.

Kasus di Cisarua seharusnya menjadi refleksi bersama  bahwa mencerdaskan bangsa tidak hanya lewat buku dan kelas, tetapi juga dari piring yang sehat dan aman.
Literasi gizi harus menjadi bagian dari pendidikan karakter  agar anak-anak Indonesia tumbuh cerdas, kuat, dan selamat.

Sumber : detikjabar

Post a comment

Your email address will not be published.

Related Posts